Senin, 10 Oktober 2022

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga sehingga dapat memperbaiki lakunya.Oleh karena itu peran seorang guru (Coach) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagian sebagai manusia atau anggota masyarakat.

Kegiatan coaching merupakan salah satu proses "menuntun" kemerdekaan belajar murid dalam kegiatan pembelajaran di sekolah untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya .

Pengertian Coaching dan penerapannya dalam pembelajaran

Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999)

Coaching memiliki peran penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi berdasarakan apa yang sudah digali oleh coach, tentunya bermanfaat mengatasi masalah pembelajaran ataupun masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan menggali potensi murid tanpa mereka sadari.

Coaching merupakan Sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.

Bagaiman pentingnya keterampilan coaching bagi seorang guru?

Coaching sangat penting guna memaksimalkan potensi murid, Jika kegiatan coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah kegiatan pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan bisa diatasi. Pengembangan potensi anak dapat dimaksimalkan dengan kegiatan Coaching.

Memberikan tuntunan dan arahan; ini sesuai dengan Filosofi KHD.Pamong adalah Coach yang mengarahkan bukan memberi solusi. Mengarahkan untuk melejitkan potensi yang ada pada diri Coachee.

Program Merdeka Mengajar yang digiatkan oleh Kemendikbudristek menantang guru untuk memiliki keterampilan Coaching agar murid merdeka dalam mengatasi masalahnya sendiri. Proses Coaching merupakan Proses aktivasi kerja otak murid dengan pertanyaan reflektif. Pertanyaan reflektif  membuat murid melakukan metakognisi dan berpikir kritis.

Perbedaan Kompetensi Murid

Setiap anak memiliki kompetensi yang berbeda, oleh karena itu coach harus memiliki pemahaman Pembelajaran Berdiferensiasi. 

Dengan Aspek:

Kesiapan Belajar.
Minat Murid.
Profil Belajar Murid. 

Pembelajaran Berdiferensiasi meliputi:
Diferensiasi Konten.
Diferensiasi Proses

Coach harus memahami Pembelajaran Sosial Emosional diantaranya adalah: 


Keterampilan Coaching meliputi :

1. Keterampilan membangun dasar proses coaching
2. Keterampilan membangun hubungan baik.
3. Keterampilan berkomunikasi
4. Keterampilan memfasilitasi pembelajaran


Aspek Komunikasi meliputi: 

1. Komunikasi asertif
2. Pendengar Aktif
3. Bertanya Efektif
4. Umpan Balik


Model TIRTA merupakan model yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas sekolah dengan mudah.


TIRTA adalah kepanjangan dari :

T : Tujuan
I : Identifikasi
R : Rencana Aksi
TA :Tanggung jawab

TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut: 

1. Tujuan Umum 

Biasanya ini ada dalam pikiran coach dan beberapa dapat ditanyakan kepada coachee. Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah: 

Apa rencana pertemuan ini? 
Apa tujuannya? 
Apa tujuan dari pertemuan ini? 
Apa definisi tujuan akhir yang diketahui? 
Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini? 

Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang tujuan yang ingin diraih coachee. 

2. Identifikasi 

Sebagai Pemimpin Pembelajaran Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah: 

Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang? 
Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu? 
Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan? Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?
Apa solusinya? 

3. Rencana Aksi 

Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan? 
Adakah prioritas? 
Apa strategi untuk itu?
Bagaimana jangka waktunya?
Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?
Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan? 

4) Tanggung Jawab 

Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi? 
Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen? 
Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini? 


Refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul Coaching  untuk Supervisi  Akademik

Bagaimana keterampilan coaching dapat membantu profesi  sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid adalah: 

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menuntun tumbuh kembang murid. Selain menjadi seorang pendidik yang profesional guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik. Keterampilan coaching memberikan dampak yang positif terhadap profesi seorang guru. Karena dengan melakukan coaching seorang guru akan lebih mengetahui kekuatan murid, dapat memahami karakter murid serta bisa menjadi mitra untuk muridnya.Dengan melakukan kegiatan coaching maka guru akan lebih mudah dalam mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid. 

Dengan adanya coaching guru bisa membimbing murid sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.Sehingga murid mampu mengeksplorasi kekuatan yang dimilikinya.Guru sebagai fasilitator akan menuntun anak didik untuk tumbuh dan berkembang mencapai kodratnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar