Kamis, 25 September 2025

infografis

Infografis Proses Pembuatan Selai Nanas

๐Ÿ Dari Nanas Jadi Selai Juara! ✨

Panduan Cepat Mengolah Selai Nanas Sesuai Standar Industri

๐Ÿค” Mengapa Standar Industri Penting?

Membuat selai bukan cuma soal rasa, tapi juga kualitas dan keamanan! Standar industri membantu kita untuk:

๐Ÿ›ก️

Aman Dikonsumsi

Bebas dari bakteri berbahaya.

๐Ÿ•’

Awet & Tahan Lama

Produk tidak mudah rusak atau berjamur.

๐Ÿ“ˆ

Konsisten

Rasa, warna, dan tekstur selalu sama.

✨ Tiga Serangkai Ajaib Pembuat Selai

Sukses membuat selai bergantung pada keseimbangan tiga bahan kunci ini.

๐Ÿ“

1. PEKTIN

Si pengental alami dari buah. Bekerja maksimal pada buah yang cukup matang.

๐Ÿฌ

2. GULA

Memberi rasa manis sekaligus mengikat air agar bakteri tidak bisa tumbuh.

๐Ÿ‹

3. ASAM

Si aktivator yang "membangunkan" pektin agar mau membentuk gel kental.

๐ŸŒŸ 5 Langkah Kritis Menuju Selai Sempurna

  • ๐Ÿงผ

    1. Persiapan Sesuai GMP

    BERSIH ITU WAJIB! Sterilkan semua alat dan toples. Gunakan buah berkualitas dan APD.

  • ๐ŸŒก️

    2. Pemasakan & Ukur pH

    TITIK KRITIS: Tambahkan asam (lemon/sitrat) hingga mencapai pH 3.0 - 3.4 agar pektin aktif.

  • ๐Ÿ”ฅ

    3. Kendalikan Suhu Akhir

    TITIK KRITIS: Masak hingga suhu 104-105°C. Ini tanda kadar air sudah rendah untuk pengawetan.

  • ๐Ÿบ

    4. Pengisian Panas (Hot Filling)

    Segera isi selai ke toples steril selagi masih panas (di atas 85°C) untuk sterilisasi.

  • ๐Ÿ”’

    5. Penyegelan Vakum Alami

    Tutup rapat. Saat mendingin, uap akan menciptakan segel vakum kedap udara.

✅ Ceklis Kendali Mutu (Quality Control)

  • ๐ŸŽจ Warna: Cerah, keemasan, tidak gosong.
  • ๐Ÿ‘ƒ Aroma: Harum khas buah nanas segar.
  • ๐Ÿ‘… Rasa: Keseimbangan manis dan asam yang pas.
  • ๐Ÿฏ Tekstur: Kental, bisa dioles, tidak berair.

yuk LK Yuuuk

LKPD Interaktif: Pengolahan Selai Nanas

๐Ÿ“ Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Interaktif

Nama Kelompok
Kelas
Tanggal

Bagian 1: Analisis Studi Kasus & Perencanaan (Pertemuan 1)

A. Analisis Perbandingan Proses

Berdasarkan video yang ditayangkan, analisislah perbedaan antara proses pembuatan selai skala rumahan dan skala industri. Isilah tabel di bawah ini!

Aspek Perbandingan Proses Skala Rumahan/Artisanal Proses Skala Industri
Bahan Baku
Peralatan
Sanitasi (GMP)
Kendali Mutu (QC)

B. Identifikasi Titik Kritis Pengendalian (CCP)

Pilihlah tahapan yang menurut Anda merupakan **Titik Kritis** dalam menjamin keamanan dan kualitas selai. **Seret (drag) dan lepaskan (drop)** tahapan tersebut ke dalam kotak di sebelah kanan!

Pilihan Tahapan Proses:

Mengupas nanas
Pemotongan nanas
Pengukuran suhu akhir pemasakan
Pengecekan pH adonan selai
Menambahkan hiasan pada toples
Sterilisasi toples kemasan

Kotak Titik Kritis (CCP):

C. Perancangan Prosedur Operasional Standar (SOP)

Berdasarkan analisis Anda, rancanglah langkah-langkah kerja (SOP) untuk proses pembuatan selai nanas di laboratorium. Tulislah secara runtut dan jelas!

Bagian 2: Data Praktik & Refleksi (Pertemuan 2)

A. Pencatatan Data Kendali Mutu (QC)

Isilah data berikut berdasarkan hasil praktik yang kelompok Anda lakukan.

Data Objektif
Suhu Akhir Pemasakan (°C)
pH Adonan (Sebelum Pemasakan)
pH Adonan (Setelah Penambahan Asam)
Data Subjektif (Uji Organoleptik) - Beri rating 1 (Sangat Kurang) s.d. 5 (Sangat Baik)
Warna 1 2 3 4 5
Aroma 1 2 3 4 5
Rasa 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5

B. Refleksi dan Analisis

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pengalaman praktik Anda.

web page

RPM APHP - Pengolahan Selai Nanas

RANCANGAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (MODUL AJAR)

Pendekatan Pembelajaran Mendalam

Nama Sekolah[Nama SMK Anda]
Program KeahlianAgribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP)
Mata PelajaranAgribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
Kelas / FaseXI / F
Elemen KurikulumProduksi Olahan Hasil Nabati
Topik SpesifikProses Pengolahan Selai Nanas Sesuai Standar Industri
Alokasi Waktu2 Pertemuan (8 JP @ 45 Menit)

A. Integrasi Dimensi Profil Lulusan SMK

Pembelajaran ini secara aktif mengintegrasikan dan mengembangkan dimensi profil lulusan SMK yang siap kerja dan berkarakter, yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai Pancasila dalam konteks vokasi:

  • ๐Ÿง  Kemampuan Analitis dan Pemecahan Masalah (Problem Solving):
    Diwujudkan melalui: Siswa tidak hanya mengikuti resep, tetapi menganalisis studi kasus untuk memahami "mengapa" di balik setiap langkah. Mereka merancang SOP berdasarkan analisis, mengidentifikasi titik kritis, dan ditantang untuk memecahkan masalah teknis (troubleshooting) saat praktik. Kemampuan ini adalah inti dari nalar kritis di dunia kerja.
  • ๐Ÿค Kemampuan Bekerja Sama dalam Tim (Kolaborasi):
    Diwujudkan melalui: Seluruh proyek dikerjakan dalam tim produksi. Siswa belajar membagi peran, berkomunikasi secara efektif, melakukan peer review terhadap rancangan SOP, dan bertanggung jawab secara kolektif terhadap hasil akhir. Ini adalah simulasi nyata dari lingkungan kerja industri.
  • ✨ Inovatif dan Adaptif:
    Diwujudkan melalui: Siswa didorong untuk merancang SOP mereka sendiri, bukan sekadar meniru. Kemampuan ini melatih mereka untuk beradaptasi dengan berbagai metode kerja dan berinovasi untuk menciptakan proses yang lebih efisien, sebuah kompetensi kunci di industri yang terus berubah.
  • ๐Ÿ’ช Karakter Kerja Profesional (Etos Kerja):
    Diwujudkan melalui: Penerapan disiplin dalam mengikuti SOP, menjaga kebersihan dan sanitasi (prinsip GMP), manajemen waktu yang baik selama praktik, serta menunjukkan tanggung jawab penuh terhadap kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan. Ini membangun mentalitas dan akhlak mulia seorang pekerja profesional.

B. Komponen Pembelajaran Inti

Tantangan Utama (Core Challenge)"Bagaimana cara merancang dan memproduksi selai nanas yang tidak hanya lezat, tetapi juga memenuhi standar mutu industri (konsistensi, warna, dan keamanan pangan) dengan menggunakan peralatan semi-modern di laboratorium sekolah?"
Tujuan Pembelajaran (Learning Goals)1. Menganalisis prinsip-prinsip ilmiah dan SOP dalam produksi selai skala industri.
2. Merancang alur proses produksi yang efisien dan higienis (berbasis GMP).
3. Berkolaborasi secara efektif untuk memproduksi selai nanas dan memecahkan masalah.
4. Mengevaluasi kualitas produk secara objektif dan mengkomunikasikan hasilnya.
Pertanyaan Esensial (Essential Questions)1. Apa yang membedakan produk olahan "rumahan" dengan produk "standar industri"?
2. Bagaimana sains berperan di setiap langkah pembuatan selai untuk menjamin kualitasnya?
3. Kegagalan apa saja yang mungkin terjadi, dan bagaimana kita, sebagai tim produksi, dapat mencegah dan mengatasinya?

C. Alur Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1: Riset, Analisis, dan Perancangan (4 JP x 45 Menit)

TahapanDeskripsi AktivitasAlokasi Waktu
Pendahuluan1. Guru memperkenalkan Tantangan Utama dan Pertanyaan Esensial.
2. Asesmen Diagnostik Cepat: Siswa menulis 3 kata kunci tentang "pengawetan buah".
20 Menit
Kegiatan IntiFase Riset & Analisis Kritis (Kolaboratif):
1. (Studi Kasus Visual): Siswa menganalisis dan membandingkan video produksi selai artisanal vs. industri kecil.
2. (Analisis Banding): Dalam kelompok, siswa mengidentifikasi perbedaan kunci (bahan, alat, proses, sanitasi, QC).
Fase Perancangan (Problem-Solving):
3. Setiap kelompok merancang Prosedur Operasional Standar (SOP) produksi selai nanas yang mencakup diagram alur, titik kritis, dan prinsip GMP.
140 Menit
Penutup1. Setiap kelompok mempresentasikan draf SOP mereka untuk sesi Peer Review.
2. Refleksi Metakognitif dan finalisasi SOP.
20 Menit

Pertemuan 2: Eksekusi, Kendali Mutu, dan Refleksi (4 JP x 45 Menit)

TahapanDeskripsi AktivitasAlokasi Waktu
Pendahuluan1. Briefing Produksi: Setiap kelompok mereview SOP dan pembagian tugas.
2. Guru menekankan pentingnya pencatatan data dan observasi selama proses.
15 Menit
Kegiatan IntiFase Eksekusi & Pemecahan Masalah (Praktik Autentik):
1. Siswa melaksanakan praktik produksi sesuai SOP yang mereka rancang.
2. Guru memfasilitasi dengan memberikan "skenario masalah" untuk dipecahkan.
Fase Kendali Mutu (Quality Control):
3. Selesai produksi, setiap kelompok melakukan evaluasi produk menggunakan rubrik penilaian standar dan mencatat datanya.
150 Menit
Penutup1. Sesi Presentasi Hasil & Rekomendasi: Kelompok mempresentasikan produk, data QC, analisis, dan rekomendasi perbaikan.
2. Refleksi Akhir Individu.
15 Menit

D. Detail Asesmen dan Penilaian

1. Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran)

  • Lembar Observasi Diskusi Kelompok dan Kolaborasi (Saat Merancang SOP)
  • Ceklis Observasi Keterampilan Problem-Solving (Saat Praktik)

2. Asesmen Sumatif (Akhir Proyek)

  • Rubrik Penilaian Kinerja Holistik (Perencanaan SOP, Proses Praktik, Kolaborasi, Kualitas Produk)
  • Rubrik Penilaian Presentasi Hasil (Komunikasi, Penggunaan Data, Analisis)

E. Rubrik Penilaian

Rubrik 1: Penilaian Kinerja Holistik (Proyek Pembuatan Selai Nanas)

KriteriaLevel 4 (Sangat Berkembang)Level 3 (Berkembang)Level 2 (Mulai Berkembang)Level 1 (Perlu Bimbingan)
Perencanaan (Kualitas SOP)SOP sangat detail, sistematis, menunjukkan pemahaman mendalam tentang titik kritis, dan sepenuhnya menerapkan prinsip GMP.SOP logis dan lengkap. Menerapkan sebagian besar prinsip GMP dan mengidentifikasi beberapa titik kritis.SOP cukup lengkap namun beberapa langkah tidak detail dan prinsip GMP belum sepenuhnya diterapkan.SOP tidak lengkap, alur tidak logis, dan tidak menerapkan prinsip GMP.
Proses & Keterampilan PraktikSangat terampil, efisien, konsisten menerapkan K3/sanitasi, dan mampu memodifikasi proses jika diperlukan.Mampu mengikuti SOP dengan baik, menerapkan teknik yang benar, serta menjaga K3 dan sanitasi.Mengikuti sebagian besar SOP, namun masih kurang teliti dalam teknik dan penerapan K3/sanitasi.Bekerja tidak sesuai SOP, ceroboh, dan mengabaikan K3 serta sanitasi.
Kolaborasi & Manajemen TimKolaborasi tim sangat solid, saling mendukung, proaktif dalam berkomunikasi, dan menunjukkan manajemen waktu yang baik.Mampu bekerja sama dengan baik, peran setiap anggota jelas, dan komunikasi berjalan lancar.Pembagian tugas ada, namun kerja sama tim belum solid dan komunikasi kurang efektif.Terjadi konflik, pembagian tugas tidak jelas, dan tidak ada kerja sama.
Kualitas Produk AkhirProduk sangat baik dan memenuhi seluruh kriteria standar industri (rasa, warna, tekstur, aroma).Produk memenuhi 3 kriteria standar kualitas yang ditetapkan.Produk memenuhi 1-2 kriteria standar, namun masih memiliki kekurangan signifikan.Produk gagal atau sangat jauh dari standar (rasa, warna, tekstur, aroma).

Rubrik 2: Penilaian Presentasi Hasil dan Rekomendasi

KriteriaLevel 4 (Sangat Berkembang)Level 3 (Berkembang)Level 2 (Mulai Berkembang)Level 1 (Perlu Bimbingan)
Kejelasan Konten & AnalisisMampu menjelaskan proses secara rinci dan menyajikan analisis yang tajam dan mendalam terhadap data QC.Mampu menjelaskan proses dan hasil dengan jelas, didukung analisis yang cukup baik.Mampu menjelaskan proses, namun analisis terhadap data QC masih sangat dangkal.Penjelasan proses tidak jelas dan tidak ada analisis hasil.
Penggunaan Data PendukungMengintegrasikan data QC secara efektif untuk membangun argumen, memvalidasi kesimpulan, dan memberikan rekomendasi.Menggunakan data hasil QC untuk menjelaskan kualitas produk dan mendukung kesimpulan.Menyebutkan data hasil QC, namun tidak digunakan untuk memperkuat argumen atau analisis.Tidak menggunakan data dari hasil praktik untuk mendukung penjelasan.
Struktur & RekomendasiPresentasi sangat terstruktur, alurnya logis, dan memberikan rekomendasi perbaikan yang spesifik dan relevan.Presentasi cukup terstruktur (pembuka, isi, penutup) dan memberikan rekomendasi yang relevan.Struktur presentasi kurang runtut, rekomendasi yang diberikan bersifat umum.Presentasi tidak terstruktur dan tidak memberikan rekomendasi perbaikan.
Cara PenyampaianSangat percaya diri dan antusias, mampu menarik perhatian audiens, dan menjawab pertanyaan dengan argumen yang kuat.Percaya diri, berbicara dengan jelas, menjaga kontak mata, dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik.Cukup percaya diri, namun penjelasan masih terbata-bata. Mampu menjawab pertanyaan dasar.Gugup, tidak percaya diri, sulit dipahami, dan tidak bisa menjawab pertanyaan.

F. Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Konten: Menyediakan sumber belajar beragam (video, artikel, diagram proses) untuk mengakomodasi gaya belajar visual dan linguistik.
  • Proses:
    • Untuk siswa yang butuh bimbingan: Diberikan kartu panduan (*prompt cards*) pada titik kritis dan peran yang lebih terstruktur dalam kelompok.
    • Untuk siswa yang lebih cepat: Diberikan tantangan lanjutan (misalnya, menghitung HPP atau merancang ide kemasan).
  • Produk: Laporan akhir dapat disajikan dalam berbagai format (presentasi, laporan investigasi tertulis, video dokumenter) sesuai minat dan bakat siswa.

G. Media dan Sumber Belajar

  • Media: Video proses produksi, proyektor, lembar kerja analisis, rubrik penilaian.
  • Alat & Bahan: Peralatan laboratorium pengolahan (kompor, wajan, timbangan, dll.), buah nanas, gula, asam sitrat, dan bahan penunjang lainnya.
  • Sumber Belajar: Modul Ajar APHP Kelas 11, artikel online dari situs teknologi pangan, studi kasus sederhana tentang kegagalan produk pangan.

H. Glosarium

  • GMP (Good Manufacturing Practice): Cara produksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan bermutu.
  • SOP (Standard Operating Procedure): Prosedur kerja standar yang menjadi acuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
  • QC (Quality Control): Kendali mutu; proses pengecekan untuk memastikan produk sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  • Titik Kritis: Tahapan dalam proses produksi yang jika tidak dikendalikan dengan baik dapat menyebabkan risiko kegagalan produk atau keamanan pangan.

Mengetahui,

Kepala Sekolah

(__________________________)

NIP. .....................................

Pekanbaru, 25 September 2025

Guru Mata Pelajaran

(__________________________)

NIP. .....................................

kuis interaktif

Kuis Interaktif - Pengolahan Selai Nanas

Kuis Pengolahan Selai Nanas

Uji pemahaman Anda tentang standar industri pengolahan selai.

1. Dalam konteks GMP (Good Manufacturing Practice) pada produksi selai, manakah tindakan berikut yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang?

  • Menggunakan nanas dengan tingkat kemanisan tertinggi.
  • Memasak selai pada suhu yang sangat tinggi melebihi titik didih.
  • Membersihkan dan mensanitasi semua peralatan sebelum dan sesudah digunakan.
  • Menambahkan gula lebih banyak dari yang diresepkan untuk pengawetan.

2. Apa fungsi utama penambahan asam sitrat atau jus lemon dalam pembuatan selai nanas?

  • Untuk membuat warna selai menjadi lebih gelap dan eksotis.
  • Untuk menurunkan pH adonan agar pektin dapat membentuk gel yang solid.
  • Sebagai pengganti gula untuk mengurangi jumlah kalori.
  • Untuk mempercepat proses pemasakan selai secara signifikan.

3. Sebuah tim produksi menemukan bahwa selai nanas mereka tidak mengental (tetap encer) meskipun sudah dimasak lama. Manakah yang merupakan penyebab paling mungkin dari masalah ini?

  • Api yang digunakan saat memasak terlalu besar.
  • Nanas yang digunakan terlalu matang sehingga kandungan pektinnya rendah.
  • Jumlah gula yang ditambahkan terlalu banyak.
  • Wajan yang digunakan terbuat dari stainless steel.

4. Titik kritis (Critical Control Point) dalam proses pembuatan selai adalah tahapan yang harus dikendalikan untuk menjamin keamanan dan kualitas produk. Manakah di bawah ini yang merupakan contoh titik kritis terpenting?

  • Proses pencucian nanas sebelum dikupas.
  • Pemotongan nanas menjadi potongan kecil.
  • Pencapaian suhu dan waktu pemasakan yang tepat.
  • Pemberian label pada kemasan toples.

5. Mengapa proses pengisian selai ke dalam toples (jarring) idealnya dilakukan saat selai masih dalam keadaan panas?

  • Agar selai lebih mudah dituang dan tidak menempel di wajan.
  • Untuk menciptakan segel vakum saat selai mendingin, yang mencegah kontaminasi.
  • Untuk mendinginkan selai lebih cepat di dalam toples.
  • Agar warna selai menjadi lebih cerah dan menarik.
Skor Anda: 0 / 5

Rencana Pembelajaran Mendalam